“Kalau hari ini ada sekitar 1.135 orang yag
ditangkap. Yaitu 100 orang ditangkap di Wamena. 1.004 orang ditangkap di
Sentani dan 31 mahasiswa ditangkap oleh aparat dari Polres Malang, Jawa Timur.
Lalu, tanggal 10 Juni lalu aparat dari Polresta Jayapura tangkap 31 orang di
Jayapura Kota. Dan tanggal 13 Juni lalu 65 orang ditangkap di Sentani. Di
tanggal yang sama, pada 13 lalu, 4 orang ditangkap di Nabire. Jadi semua yang
ditangkap dalam lima hari terakhir ada 1.235 orang,” ungkap Bazoka Logo, juru
bicara Nasional KNPB Pusat kepada suarapapua.com dari Jayapura, Rabu
(15/6/2016).
Dijelaskan, 31 orang ditangkap di Jayapura saat
bagika selebaran. 65 orang di Sentani juga ditangkap saat bagikan selebaran di
Sentani. 4 orang yang di Nabire, ditangkap saat antar surat pemberitahuan ke
Polisi. 31 mahasiswa di Malang ditangkap saat aksi hari ini. 100 orang di
Wamena dan 1004 orang di Sentani ditangkap saat mau aksi.
“Tetapi semua setelah ditangkap, sudah
dibebaskan. Dan mereka dibebaskan setelah diinterogasi dan diminitai keterangan
di Polisi. Namun yang di Nabire, mereka ditahan selama satu hari di penjara
Polres Nabire baru dibebaskan,” terang Logo.
Dikatakan, di Sentani, satu orang sempat ditahan,
diinterogasi dan dipukul sehingga sempat hilang kesadaran. Namun saat ini dia
sudah sembuh.
“Setiap kali aparat tangkap, selalu ada
penganiayaan terhadap aktivis KNPB seperti yang terjadi di Sentani. Dalam
perjalanan menuju ke Polres, banyak yang dipukul di tengah jalan. Ini
kebiadaban negara kolonial yang sedang ditunjukkan pada orang
Papua,” katanya.
Logo menegaskan, sikap yang Polisi kolonial
tunjukkan hari ini sesungguhnya mendukung dan mempercepat perjuangan bagi Papua
Barat, dan juga kemudian merusak citra demokrasi Indonesia sendiri.
“Rakyat Papua semakin jelas dan semakin sulit
untuk percaya Indonesia sebagai negara demokrasi, jika Pengamanan aparat kepada
rakyat yg ada di Papua dalam menyampaikan pendapat dibuka umum. Polisi
seharusnya kedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Bukan kedepankan kekerasan dan
represif,” katanya.
Aksi demo rakyat Papua menolak tim penyelesaian
kasus pelanggaran HAM buatan Jakarta yang dipimpin oleh Luhut Panjaitan, Menko
Polhukam berlangsung di beberapa kota yang ada di Papua dan Papua Barat. Antara
lain, Nabire, Merauke, Fak-Fak, Paniai, Timika, Manokwari, Sorong, Biak,
Sentani, Jayapura.
sumber:suarapapua,com
Tidak ada komentar: