![]() |
Foto Doc:Goo Koteka |
TUTUP FREEPORT DAN SELURUH PERUSAHAN ASING,YANG MERUPAKAN DALAM KEJAHATAN KEMANUSIAAN DI PAPUA.
Oleh Goo Yesaya
Sejara
papua, sejara yang termanipulasi oleh kepentingan ekonomi politik
imprealisme Amerika Serikat, yang akhirnya mendorong indonesia untuk
melakukan aneksasi atas papua melalui penentuan pendapat rakyat
(PEPERA). Sebelm proses PEPERA dilakukan, tepat 7 April 1967 Freeport
perusahan pertambangan milik negara imprelialis Amerika setelah
mendatangani kontrak pertama dengan pemerintah indonesia. Maka klaim
atas wilayah papua sdah di lakukan oleh indonesia dengan kontrak pertama
Freeport da tahun sebelum penentuan pendapat rakyat (PEPERA).Sehingga dari 809.337 orang papua yang memiliki hak dalam proses penentuan nasib sendiri, hanya di wakili 1025 orang yang sebelumnya sudah di karantina dan Cuma 175 orang yang memberikan pendapat. Musyawarah untuk mufakat melegitimasiindonesia untuk melaksanakan PEPERA yang tidak demokratis,penuh teror, intimidasi dan manipulasi serta adanya pelangaran HAM berat.
Selama 53 tahun papua dalam kontrol Resim militeristik Soeharto,telah banyak terjadi kasus pelangaran terhadap hak asasi manusia terjadi melalui berbagai operasi militer yang di terapkan di papua. Situasi ini tidak berhenti setelah masa reformasi di indonesia tahun 1998.
Walapun pergantian Resim ters terjadi hingga Resim Jokowi-Jk tidak di sertai perbahan mendasar terhadap sistem di indonesia. Pelangaran HAM yang di lakukan aparat militer indonesia sampai saat ini masih terus terjadi. Bukti penembahkan yang terjadi di kabupaten paniai pada 8 desember 2014 lalu yang telah menewaskan lima (5) orang pelajar dan 27 orang lainnya terluka itu juga merupakan bagian terpisah dari upaya negara indonesia untuk memusnahkan orang asli papua,dan penyisiran terhadap masyarakat kampung Utikini dan masih banyak lagi berbagai kasus kejahatan terhadap kemansiaan yang di lakukan militer indonesia terhadap rakyat papua lainnya yang tidak terhitung jumlahnya.
Di tengah situasi teror, intimidasi,penahanan,penembahkan bahkan pembunuhan terhadap rakyat papua terus terjadi hingga dewasa ini,pemerintah kolonial indonesia dan imperialisme Amerika Serikat masih ters melakukan pembahsan perpanjangan kontrak karya PT.Freeport tanpa meminta persetujuan dari rakyat papua barat yang memiliki Hak penuh wilayahnya.
Melihat semua kompleksitas semua persoalan di papua saat ini, dimana tidak ada lagi pengakuan terhadap hak-hak demokratis rakyat papua, apalagi kehadiran PT.Freeport milik imprealisme Amerika yang merupakan dalang kejahatan rakyat papua.
Rakyat papua barat bukanlah binatang buruan yang terus di buruh oleh negara melalui antek-anteknya (TNI/POLRI). Rakyat papua merupakan manusia yang memiliki harkat dan martabat, sehinga tidak pantas menhadapi semua ini penderitaan ini. Untuk itu, rakyat papua pada umumnya dan khususnya generasi mudah papua di tuntut untuk terus bersuara dan berjuang untuk menghakiri semua penderitaan ini.
salam satu tanah air WEST PAPUA
Tidak ada komentar: