Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) kota Jakarta dengan tegas menyatakan
sikap bahwa, kami siap mengghancurkan Mata Rantai Imperialisme barat
(Amerika), klonialisme indonesia dan Anti Milisterisme indonesia sebagai
aktor atas kejahatan kemanusia di Papua Barat, sekaligus pelaku
terhadap pembumkaman ruang demokrasi tehadap berbagai Aktivis dan
faksi faksi pergerakan Pembebasan Nasional Papua Barat.
Parsoalan ini terbukt dalam kehidupan rakyat Papua barat, dimana sistim
penjajah melebar di seluruh teritori west Papua, sebagai upaya
meredamkan semangat perlawan rakyat Papua Barat. Dengan menciptakan
tindakan tindakan represif Kepada setiap lembaga lembaga Politik atau
faksi faksi Pro Kemerdekan Papua Barat akhirnya tingkat perkembagan
gerakan dan demokrasi sangat di sayangkan. Dengan alasan gerakan
separitis yang mengancam kedaulatan Negara Klonialisme Indonesia.
Situasi ini bukan di Papua saja tetapi, di kalangan Mahasiswa Papua yang mendiami di pulau se-jawa bali pun masi merasakan hal sama. dimana bola politik milister ( TNI, PORLI) Indonesia masi terus terasa terhadap rakyat Papua Barat ( Mahasiswa Pupua) yang sudah terorganisir dalam gerakan (Revolusioner) Massa Mahasiswa Papua (AMP).
Contoh: tepat tanggal 1 Desember 2015 diaman AMP melakukan aksi, menyikapi momen bersejara bagi bangsa dan rakyat Papua Barat di jakarta? Sayangnya yang terjadi, penagkapan, penculikan, penganiyaiya terhadap masa aksi AMP. Selain itu pun pada tanggal 19 desember 2015 Map Jakarta menyikapi momen trikora, akhirnya di bubarkan secara masal sambil menagkap 23 aktivis yang tergabungan dalam massa aksi AMP jakarta. oleh kepolisian Metro Jaya Jakarta Pusat. Terlepas dari itu aktivitas mahasiswa Papua di jakarta di jaga oleh aparat militire (TNI,PORLI) sambil melakukan teidak terror terhadap asrama" kos" di pantau sedemikan ketat.
Walapun Penjajah melakukan tindakan rasial dan melakukan tindakan kebiadapan terhadap pembumkaman ruang demokrasi, teror dll, terhadap berbagai faksi faksi dan aktivis pro kemerdekan Pupua Barat.
Kami tetapi semangat berjung, dan kami tidak perna lenyap dari kenyataan ini. Melainkan kenyatan ini membujuk dan selalu memberikan warna yang abadi dalam perlawan terhadap kaum penguasa yang menguasasi di teritori west Papua.
Bahkan kami merasakan bahwa, penjajah selalu memberikan seribu senjatah ampuh untuk melawan, menghancurkan, menghapuskan menyatakan ini. Kami tetap menggatakan kepada dunia bahwa, kami tidak takut dengan sistim penindasan penjajah. melainkan penjajah selalu mendidik dan mendorong kita untuk menghancurkan penindasan di negeri West Papua, dan merebut harapan yang dituntut oleh rakyat Papua Barat dalam hal HAM(Hak Menentukan Nasib Sendiri Dari Atas Tanah leluhur Papua Barat).
Ketua AMP
Jakarta Pusat Klonial
Frans Nawipa
Situasi ini bukan di Papua saja tetapi, di kalangan Mahasiswa Papua yang mendiami di pulau se-jawa bali pun masi merasakan hal sama. dimana bola politik milister ( TNI, PORLI) Indonesia masi terus terasa terhadap rakyat Papua Barat ( Mahasiswa Pupua) yang sudah terorganisir dalam gerakan (Revolusioner) Massa Mahasiswa Papua (AMP).
Contoh: tepat tanggal 1 Desember 2015 diaman AMP melakukan aksi, menyikapi momen bersejara bagi bangsa dan rakyat Papua Barat di jakarta? Sayangnya yang terjadi, penagkapan, penculikan, penganiyaiya terhadap masa aksi AMP. Selain itu pun pada tanggal 19 desember 2015 Map Jakarta menyikapi momen trikora, akhirnya di bubarkan secara masal sambil menagkap 23 aktivis yang tergabungan dalam massa aksi AMP jakarta. oleh kepolisian Metro Jaya Jakarta Pusat. Terlepas dari itu aktivitas mahasiswa Papua di jakarta di jaga oleh aparat militire (TNI,PORLI) sambil melakukan teidak terror terhadap asrama" kos" di pantau sedemikan ketat.
Walapun Penjajah melakukan tindakan rasial dan melakukan tindakan kebiadapan terhadap pembumkaman ruang demokrasi, teror dll, terhadap berbagai faksi faksi dan aktivis pro kemerdekan Pupua Barat.
Kami tetapi semangat berjung, dan kami tidak perna lenyap dari kenyataan ini. Melainkan kenyatan ini membujuk dan selalu memberikan warna yang abadi dalam perlawan terhadap kaum penguasa yang menguasasi di teritori west Papua.
Bahkan kami merasakan bahwa, penjajah selalu memberikan seribu senjatah ampuh untuk melawan, menghancurkan, menghapuskan menyatakan ini. Kami tetap menggatakan kepada dunia bahwa, kami tidak takut dengan sistim penindasan penjajah. melainkan penjajah selalu mendidik dan mendorong kita untuk menghancurkan penindasan di negeri West Papua, dan merebut harapan yang dituntut oleh rakyat Papua Barat dalam hal HAM(Hak Menentukan Nasib Sendiri Dari Atas Tanah leluhur Papua Barat).
Ketua AMP
Jakarta Pusat Klonial
Frans Nawipa
Tidak ada komentar: