Pelecehan terhadap martabat rakyat papua tidak asing lagi di
negri ini.pengalaman pelecehan terhadap martabat manusia senantiasa di
perlihatkan dalam setiap insiden kekerasaan dari pihak Negara Indonesia melalui
aparat negara TNI/POLRI di papua.
Kejahatan Negara Indonesia melaui kaki tangannya militer
TNI/POLRI terus berlanjut hingga dewasa ini. seperti KRP III,PT.Freeport
Indonesia,puncak jaya berdarah,abepura berdarah,biak berdarah,,serta tanggal 8
desember 2014 rakyat papua terkejut dengan kebrutalan aparat keamanan Indonesia
di paniai,yang menewaskan 4 orang siswa SMA Negeri 1 paniai dan belasan lain
krisis.kebrutalan berlanjut pada tanggal 6 januari 2015 di timika,aparat
gabungan militer dan polisi penyisiran kampung Utikini dan meyamankan
setidaknya 200 0rang,termasuk 48 perempuan dan tiga anak.
pada tanggal 28 agusutus 2015 terjadi lagi di timika,yang
menewaskan tiga warga sipil dan satu pelajar SMA krisis.tragedi yang memilukan
sebuah tindakan tidak manusiawi oleh TNI-AD di timika.
Terjadi lagi di timika papua- Dua orang warga di Timika,
Mimika, Papua, terkena tembakan petugas saat pengamanan aksi massa di kompleks
Biak, Gorong-Gorong, Senin (28/09/2015). ,serta kasus-kasus lain di papua.
Tindakan kekerasaan yang di lakukan Negara Indonesia melalui
aparat Negara TNI/POLRI terhadap rakyat kecil selama puluhan tahun merupakan
potret pelecehan konkret kemanusiaan yang sangat subur di republic ini.
Ketika aparat Negara TNI/POLRI berjumpa dengan rakyat papua yang
menuntut hak-haknya maka rakyat di stigma sebagai separatis,maker,penjahat dan
bodok serta kepala batu.
TNI/POLRI menyelamatkan semua kata pelecehan itu, kepada
rakyat papua secara tak bersahabat. Bahkan penegak hukum cuek dalam
pengelesaian para pelaku kekerasaan dan pelaku tindakan pelecehan.
Padahal tindahkan
pelecehan TNI/POLRI terhadap rakyat papua membuat krisis harga diri dan
martabat rakyat asli papua sebagai manusia,sebagai manusia yang secitra dan
segambar dengan Allah (bdk kej 1:27).orang
papua tidak di hargai oleh Negara Indonesia melalui TNI/POLRI sebagai manusia
ciptaan Allah yang palig luhur seperti manusia lain.
Cinta dan damai yang di rancangkan militer,rupanya di
praktek dengan berbeda, bahkan tidak manusiawi,dalam kontek demikian, TNI/POLRI
menulis demikian slogan ‘Damai dan Cinta’ seperti anak kecil yang baru mengenal
tulisan. Ibarat seorang anak kecil menulis surat cinta. Tulisan cinta dan damai
itu indah dan rapi,akan tapi tidak tahu makna dan perlakukan konkrit terhadap
kehidupan manusia. Demikianlah wajah buram pemerintah Indonesia yang di
praktekan terhadap rakyat papua selama ini?
Gookoteka,aktivis AMP.11 oktober 2015 di colonial land.
Tidak ada komentar: