![]() |
foto doc:amoyepai ppuan |
LAWAN : Rakyat papua siap menghadapi
Badai politik presiden baru di Indonesia, di balik Pemimpin papua dilibatkan
menjadi Kementerian dan yang lain usulan di tolak kementerian asal Papua Barat.
Hal itu telah bagian dari pemberian hadiah atas pilihnya Joko Widodo dan Yusup
Kala sebagai Presiden yang ke tujuh (ke-7) Negara Indonesia. Dapat di soroti
sebut sebagai Negara Indonesia paksa Rakyat papua dan Tanah Alam papua bagian
dari Negara Indonesia. Di balik dasar garis-garis besar haluan Negara papua
barat 1961. Di nyatakan rakyat papua buronan politik jabatan Negara colonial
Indonesia.
“Ingat
Rakyat Papua dan Pejuang Pembebasan Papua Barat; Badai politik Negara Indonesia
atas pilihnya presiden baru tidak beda struktur politik karena berdasarkan
sejarahnya UU 1945, hanya karakter yang membawa system aturan Negara itu
sendiri. Sama hal Papua barat tetap berjuang Berdasarkan sejarah UU Proklamir
1961 papua barat”
Kini badai
politik apa dan bagaimana yang muncul kita hadapi adalah membangkitkan kekuatan
perlawanan strategi yang cukup memadai bagi rakyat papua di bawah
komando-komando pejuang Revolusioner pembebasannya mengisi pada serba lantaran
politik. Biarpun keterlibatan kaki tangannya militer Negara colonial Indonesia,
darah kita tetap akan menuntut sebagai darah kulit hitam, rambut keriting Ras
melanesia di tanah papua.
“Rakyat
Papua Barat siap menghadapi Badai politik Teroris dari Negara colonial
Indonesia. Serba strategi politik dari Negara Indonesia adalah Pemerintahan,
Agama islam, Ras melayu dan Negaranya adalah teroris dan
colonial melanda di tanah papua bagian barat. Di pandang rakyat papua dan di
pandang Negara-negara pendukung di luar negeri melihat serba strategi dari
Indonesia adalah Penjajahan, Teroris koloni ilegal di tanah papua bagian barat”
Badai
politik tidak jauh dari badai politik sebelumnya di tanah papua barat, maka
perlu di ketahui dari mana sumbernya. Tekanan badai politik yang sedang meraja
rela di tanah papua barat adalah :
-
Tekanan Politik Anti ras yaitu Ras Melayu menguat melawan Ras kulit hitam
Melanesia Papua, sangat berat saling punahkan;
-
Tekanan Politik melalui keagamaan, kekuatan agama Islam lebih melawan agama
Kristen baku sapu dengan halus di dalamnya. UU Negara beda jauh, Rakyat papua
rasa Agama Islam adalah agama teroris di tanah papua bagian barat
-
Tekanan politik isolasi jabatan di Pemerintahan di papua dari Negara Indonesia,
rakyat papua merasa terjerat dan terjebak sistematik
-
Tekanan Politik Negara Indonesia di tanah papua bagian barat adalah Politik
colonial, penjajah dan di pandang mata nyatakan politik teroris di tanah papua
barat.
Presiden ke
presiden selama Enam periode presiden di Negara Indonesia sejak mulainya
Presiden sukarno lanjut Soeharto sampai Susilo Bambang Yudoyono, Belum pernah
tanggung jawab atas pelanggaran bencana Alam, Tanah dan Rakyat papua Porak
poranda bermoncong senjata manusia papua jadi lahan berburu bagai kus-kus hutan
papua.
Kini
Presiden baru kemenangan suara baku tarungnya Politik Militeristik Prabowo
menjadi terungkap Rahasia Negara yang telah memakan manusia dan Alam papua
dengan kaki tangannya gelap terpasang di politik bara merah. Hal ini tontonan
bagi rakyat papua untuk menghadapi bejana politik dipihak kekalahan mencari
jalur benang merah terpasang di berbagai bidang.
Kita lihat
sebelumnya pimpinan Gusdur Guru terbaik bagi papua, sebab Gusdur adalah
presiden terisi kariernya bukan dari militer, sama hal presiden baru sekarang
akan dipimpin negara colonial Indonesia ini.
Pemimpin
yang lain terpilihnya presiden dari militer merasa menguasai Indonesia serupa
sedaerah atau seras/serumpun, sejauh berbeda beda tetap berbeda.
Berdasarkan ini Pemahaman yang lebih jauh dari strtategi
pemimpinnya, atas bencana kemanusiaan panjang di tanah papua belum berakhir ini.
Pola
pemikirkita perlu dibenahi sistematika politikbeg itu desakan paksa
melibatkan “Budak Politik” buatan Negara indonesia, semua lini masyarakat papua
barat baik sekolah maupun yang tidak sekolah, orang tua maupun anak kecil
sertai Pemuda laki-laki maupun perempuan.
Pola pemikir
kita berlandas pada seorang tokoh “Che Guevara”, Dunia perjuangan tidak pernah
capeh dan kalah; Tegakkan perlawanan berbagai sisi politik teroris dari Negara
colonial di atas tanah hak hidup papua barat.
Rakyat Papua
barat tetap berada pada Perlawanan dengan sistematik Milisi Revolusioner dengan
Arus politik colonial.
“Bangkitkan
Patriotisme 1961 Mengenal Garis-Garis Besar Haluan Negara Republik Papua Barat
( west papua)”
goo koteka liar
Tidak ada komentar: