![]() |
foto doc:fb degoo |
Diriku
bukan milikku, ini yang ingin aku katakan padamu diawal, bahwa jalan hidupku
telah membawaku pada pilihan hidup untuk orang lain. Jauh dari gemilang materi
dan lebih banyak menghabiskan waktuku bersama senyum, tawa ,dan air mata
orang-orang yang membutuhkan. Dari lereng pegunungan hingga kawasan kumuh
perkotaan, dari pinggir sungai sampai rumah kardus di pinggir jalan, disanalah
dulu kuhabiskan waktuku. Sampai suatu waktu aku sadar bahwa aku membutuhkanmu.
Ya, jalan yang ku yakini sebagai jalan juang ini cukup melelahkan. Meski aku
tegar dan tak mudah menyerah. Namun, suatu ketika saat goyah dan lelah, aku
ingin engkau yang membantuku tetap berdiri tegar. Segarang apapun diriku,
sekeras apapun diriku, aku tetaplah manusia biasa. Panas matahari dan debu
jalanan tak lantas menjadikanmu manusia yang tak mengenal cinta. Aku ingin
engkau tahu, bahwa dirimulah orang yang ingin kucintai sepenuh hati. Ini bukan
ungkapan romantis, namun sebuah kejujuran sisi lain aktivis yang selama ini
identik dengan sikap tegas dan keras.
Jika kau
mengerti pilihan hidupku ini. Aku ingin engkau mengerti bahwa dikala lelahku,
engkaulah yang menjadi satu-satunya pemilik pundak tempat kusandarkan penat
yang mengisi kepalaku ini, berbagi cerita, dan kita saling menanggapi. Dan
engkau pun mengerti bahwa kebersamaan semacam ini tak banyak aku miliki, maka
kita jadikan momen ini sebagai momen spesial.
Walaupun
kadang waktuku mesti tersita dengan Abu jalanan, mentari pada siang hari,
bersama kawan-kawan revolusioner, bersama rakyat tertindas, korban
Kapitalisme,Militerisme, Kolonialisme atau bahkan bersama anak-anak jalanan
yang kuinginkan mereka bisa bebas dari kekejaman dunia dan penajajahan bangsa
lain. Mungkin engkau juga akan menemukan wajahku terpampang dikoran, muncul
diberita TV, entah dengan gaya memegang megaphone,
teriak-teriak atau berbagai pose lain, dengan keringat yang bercucuran. Namun,
kuingin engkaulah yang pertama kali membasuh keringat yang menetes dari dahiku
ini, engkaulah penawar lelahku, anugerah Ilahi untukku.
Mungkin
disuatu waktu, kita akan terpisah jarak karena aktivitasku. Tak bisa
membersamai waktumu bersamamu sepanjang hari. Namun, jangan pisahkan cintaku
dari dirimu. Aku, ingin cinta kita tetap hadir bersama kalbumu, dengan caraku
mencintaimu dan kau sampaikan pada Tuhan, bahwa aku tetap hadir, meski ragaku
tak hadir bersama mereka. Jagalah cintaku tetap menyala untuk dirimu dan diriku.
Pilihan
sebagai Aktivis mungkin akan menjadikanku orang yang berhadapan dengan Penguasa
yang zalim, Pengusaha yang culas, teror dan ancaman, penjajah di negeri west
papua, mungkin akan sering aku dapatkan, bahkan bisa saja itu menimpa dirimu
juga. Namun, aku yakin engkau adalah perempuan yang kuat, tangguh dan setia
mendampingiku. Janganlah menangis karena semua itu, karena aku paling tak tahan
melihat air mata menetes dipipimu. Aku akan tetap berusaha menjagamu dengan
segenap kemampuanku.
Paling
buruk, jikalau pun aku harus kehilangan nyawa karena aktivitasku. Entah
ditembus peluru, diracun, kecelakaan ataupun cara-cara yang lain, aku ingin
engkau tetap tegar dan sabar. Jika terjadi demikian hanya satu pintaku,
ceritakanlah pada KeluargaMu bahwa SuamiKu mereka adalah orang yang hebat.
Teruslah didik mereka menjadi Keluarga yang baik, karena sejatinya aku tidak
mati, kuharap aku akan terus hidup dalam hatimu dan hati KeluargaKu dan
KeluargaMu, dan kita semua akan disatukan kembali dalam keabadian kelak, dalam
naungan Tuhan Allah Bapa, Mama St Maria dan Kaka Yesus Kristus..
Mungkin
menjadi seorang aktivis bukanlah pilihan yang menyenangkan menurutmu, namun hal
penting yang ingin aku sampaikan. Engkau adalah separuh jiwaku, separuh
semangatku, dan penggenap separuh agamaku, kita adalah pasangan yang saling
melengkapi, menguatkan dan meneguhkan. Walaupun susah dan senang kondisi yang
kuhadapi, aku ingin engkau senantiasa merasa bahagia ketika menjadi pendamping
hidupku.
Desederius
Goo
Nabire 10
april 2014
Tidak ada komentar: