![]() |
foto doc:Sonny Dogopia /fb |
Rakyat papua
barat yang tergabung dalam aliansi mahasiswa papua (AMP) dihadang oleh polisi,
utusan sultan ke-x, dan ormas islam tepat di jalan raya kusumanegara,sesaat sebelum
tiba-tiba di rambu-rambu lalu lintas ke 2 dari arah asrama papua ke titik nol
KM, Yogyakarta, Indonesia.
Kami dihadang
didepan jalan Taman Makam Pahlawan oleh polisi sebelumnya.
Kami telah ikuti
sesuai jalur. Dimana,telah memberikan surat pemberitahuan aksi demo damai 2x24
jam sebelumnya, kami tidak membawah senjata tajam, senjata api, Bom, entah
apapun yang benda yang akan menyatakan kami sebagai separatis,
Teroris,Kriminalis, Pengacau Keamanan, dan sejenisnya.
Kami justru
membawah benda yang melengkapi kami sebagai pecinta demokrasi,pecinta
kedamaian, dan pecinta kebenaran.
Pada 01 juli
1971 silam adalah momen sejara bagi kami, rakyat papua barat. Tidak ada satu
kelompok atau individu yang bisa membengkokan sejarah itu. Momen ini adalah
sejarah yang tetap terukir dan ini adalah kelanjutan dari sejarah papua barat.
Setelah wilayah
papua dimasukan secara paksa lewat manipulasi penentukan pendapat rakyat
(PEPERA) oleh Indonesia, 14 juli 1969,wilayah papua di jadikan wilayah
jajahan.indonesia mulai memperketat wilayah papua dengan berbagai operasi sapu
bersih terhadap gerakan perlawanan rakyat papua yang tidak menghendaki
kehadiran Indonesia di papua.
01 juli 1972
bertempat di desa Waris, Numbay,dekat perbatasan PNG dan papua barat,
diprolamasikan kemerdekaan papua barat oleh Brijen zeth jafet Rumkorem, selaku
presiden papua barat. Namun, proklamasi tidak dapat melepaskan papua dari
cengkraman kekejaman dan kebrutalan kekuatan militer Indonesia yang sudah
menguasai seluruh wilayah papua.
Berbagai operasi
militer dilancarkan oleh Indonesia untuk menumpas gerakan pro kemerdekaan
rakyat papua barat.
Hari ini,01 juli
2014, tepat 43 tahun peringatan proklamasi kemerdekaan papua barat,Indonesia
semakin menunjukkan watak kolonialisnya terhadap rakyat papua. Berbagai
peristiwa kejahatan terhadap kemanusiaan terus terjadi dipapua, hutan dan
tanah-tanah adat dijadikan jarahan bagi investasi perusahan-perusahan multy
national corporation (MNC) milik Negara-negara imperialis.
Pembungkaman
terhadap ruang demokrasi semakin nyata oleh aparat Negara (TNI/POLRI) dengan
melarang adanya kebebasan berekspresi bagi rakyat papua didepan umum serta
penangkapan disertai penganiayaan terhadap aktivis-aktivis pro kemerdekaan
papua.
Pernyataan
sikap, tuntutan aliansi mahasiswa papua (AMP) adalah jelas.berikan kebebasan
hak menentukan nasib sendiri solusi demokratis bagi rakyat papua barat,menutup
dan menghentikan aktivitas eksploitasi semua perusahan MNC milik Negara-negara
imperialis;PT.Freeport,BP,LING Tanguh, medco,Corindo,Mifee dan lain-lain dari
seluruh tanah papua barat, serta menarik militer Indonesia organik maupun non
organik dari seluruh tanah papua untuk mengentikan segala bentuk kejahatan
terhadap kemanusiaan oleh Negara Indonesia terhadap rakyat papua.
sahabat jalanan, Sonny Dogopia dari kota
colonial,01 juli 2014.
Tidak ada komentar: